Apa Itu Reseller dan Dropship? Ini Pengertian dan Perbedaannya

Apa Itu Reseller dan Dropship? Ini Pengertian dan Perbedaannya

Apa Itu Reseller dan Dropship? Ini Pengertian dan Perbedaannya

Reseller dan dropship merupakan dua sistem jualan yang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal tersebut Dapat Anda lihat dari segi effort masing-masing bisnisnya. Nah, biar lebih mengenal keduanya, mari simak artikel berikut ini Tiba habis!

Apa Itu Reseller dan Dropship?

Seperti yang sudah Anda Paham, Bagus reseller maupun dropship merupakan dua pekerjaan yang berhubungan dengan urusan dagang. Tetapi, keduanya tetap punya Langkah berbeda dalam menjual barangnya pada konsumen, ya.

Reseller sendiri merupakan seseorang yang membeli produk dengan harga tertentu, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dari selisih harga inilah reseller Dapat dapat keuntungan. 

Sementara dropship adalah pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemilik toko atau supplier barang. Tujuannya Buat memasarkan produknya saja. Jadi, ketika Eksis pesanan datang, maka pemilik toko atau supplier akan menyediakan produk sekaligus mengirimkannya pada konsumen. 

Jadi, Dapat dibilang dropshipper adalah perantara. Selain itu, dropshipper hanya akan mendapatkan untung atas jasanya saja dalam menjualkan produk tersebut. Tetapi, secara Biasa, kedua jenis pekerjaan ini Dapat Anda lakukan Buat mendapatkan Pendapatan tambahan. 

Baca Juga: 6 Perbedaan Dropship dan Reseller yang Perlu Dipahami

Perbedaan Reseller dan Dropship

Setelah paham soal pengertian keduanya, maka Anda juga harus nih Paham apa saja perbedaan dari dua jenis pekerjaan ini. Apa saja ya kira-kira? Ini penjelasannya:

1. Model Bisnis

Dropship sebenarnya adalah bisnis yang memanfaatkan sistem online marketing. Jadi, pelaku bisnis ini Tak usah memikirkan tempat Buat menyimpan stok barang jualannya. 

Kalau Eksis pesanan masuk, dropshipper Hanya perlu menghubungi pihak supplier barang. Nantinya, pihak supplier pun akan mengurus dan mengirimkan barang pesanan ke alamat konsumen. 

Baca Juga:   Apa Itu Diversifikasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Strateginya

Sementara reseller akan menjalankan usahanya dengan Langkah menjual kembali produk dari pihak supplier atau penyedia barang. Jadi, mereka tetap harus memikirkan tempat Buat menyimpan stok.

2. Modal Bisnis

Perbedaan antara reseller dan dropship selanjutnya Dapat Anda lihat dari besaran modal Buat membuka usaha. Buat reseller, biasanya akan butuh modal awal cukup besar. Karena, reseller harus beli barang yang akan dijual lebih dulu.

Inilah yang menyebabkan barang dari reseller punya selisih harga cukup signifikan, yakni antara 20% hingga 50% dari harga belinya. Dari selisih harga inilah reseller dapat keuntungan.

Sementara dropshipper Tak perlu mengeluarkan modal sedikit pun. Karena, dropshipper Tak perlu menyimpan stok barang dagangan. Jadi, mereka juga Tak perlu Meningkatkan harga barang karena Tak memerlukan modal awal. Nantinya, dropshipper akan dapat komisi dari barang yang berhasil terjual. 

3. Keuntungan

Perbedaan selanjutnya adalah dari keuntungan yang masing-masing hasilkan. Reseller Dapat dapat keuntungan jauh lebih besar dari dropshipper. Soalnya, barang yang reseller jual mendapat harga Spesifik dari pihak penyedia barang atau supplier

Sementara Buat dropshipper hanya akan dapat keuntungan beberapa persen dari setiap produk yang berhasil terjual. Jadi, semakin banyak produk yang berhasil terjual, maka persentase keuntungan dropshipper juga makin besar. 

4. Strategi Pemasaran

Perbedaan selanjutnya terlihat dari strategi pemasaran. Reseller melakukan pemasaran dengan menggunakan direct selling atau penjualan langsung kepada konsumen. 

Sementara dropshipper biasanya akan Guna metode pemasaran melalui media sosial. Dropshipper akan menjual dengan mengulas produk Buat menarik konsumen agar tertarik dan mau membeli.

Baca Juga:   Pilihan Pintar Bisnis Kecil 2024

5. Risiko

Perbedaan reseller dan dropship lainnya adalah dari segi risiko. Keduanya mungkin terlihat mudah, tapi jadi reseller atau dropshipper juga punya risiko tersendiri.

Sebagai dropshipper, risiko yang Dapat terjadi adalah Masa Eksis pesanan tapi barangnya Hampa. Jadi, mau Tak mau Anda pun harus menolak dan Tak akan mendapatkan pemasukan. Dropshipper hanya Dapat mulai jualan Tengah kalau stok barangnya sudah terisi.

Sementara risiko buat reseller adalah ketika barangnya Tak laku terjual. Sudah Niscaya, reseller akan mengalami kerugian. Akhirnya, barang tersebut pun akan dijual dengan harga rendah daripada Tak terjual sama sekali.

6. Masa Pengiriman

Perbedaan terakhir Dapat Anda lihat dari lamanya Masa pengiriman. Reseller tentu Paham berapa stok barang yang mereka miliki. Jadi, setelah menerima pesanan, pihak reseller Dapat langsung mengemas dan mengirimkan barangnya pada hari yang sama ketika konsumen memesan. Tentu saja, ini akan mempercepat Masa.

Sementara Buat dropshipper, mereka harus bertanya terlebih dahulu kepada supplier mengenai ketersediaan barangnya maupun proses pengirimannya kepada konsumen. Jadi, proses ini sudah Niscaya akan lebih memakan Masa.

Baca Juga: Langkah Menjalankan Bisnis Dropship di Shopee

Kelebihan dan Kekurangan Reseller

Anda sudah Paham perbedaan reseller dan dropship. Lantas, apa sih kelebihan dan kekurangan dua sistem penjualan tersebut? Nah, berikut ini Eksis beberapa kelebihan serta kekurangan jadi reseller yang wajib Anda Paham: 

1. Kelebihan Reseller

  • Paham stok barang karena reseller menyediakan sendiri barang-barang yang akan dijual. 
  • Dapat menjelaskan kondisi barang secara detail.
  • Menerima pesanan secara online maupun offline.
  • Memungkinkan mendapatkan margin keuntungan lebih besar. Terlebih Kalau pihak supplier sering memberikan diskon Spesifik Buat reseller
  • Reseller Dapat menekan harga jual kembali, karena harga grosir yang supplier berikan. Tentu saja, hal ini memungkinkan reseller Buat menarik lebih banyak pelanggan. 
Baca Juga:   Kenali 6 Indikator Loyalitas Pelanggan yang Harus Anda Ketahui

2. Kekurangan Reseller 

  • Butuh modal cukup besar.
  • Harus mengemas dan mengirimkan barang sendiri.
  • Perlu tempat Buat menyimpan barang jualan.

Baca Juga: Langkah Dropship Shopee dan Jenis Barang yang Dapat Ditawarkan

Kelebihan dan Kekurangan Dropship

Nah, berikut ini Eksis beberapa kelebihan serta kekurangan menjadi dropship yang wajib Anda Paham:

1. Kelebihan Dropship

  • Tak butuh modal.
  • Bagus pengemasan maupun pengiriman dilakukan supplier.
  • Dapat bekerja dari mana saja dan Bilaman saja. Karena, komunikasi dengan konsumen terjadi secara online. 
  • Tak perlu tempat buat simpan barang jualan.
  • Meminimalisir risiko kerugian akibat stok barang Tak laku jual.
  • Dapat jadi pekerjaan sampingan.

2. Kekurangan Dropship

  • Margin keuntungan Tak terlalu besar.
  • Dropshipper Tak akan Paham kondisi barang secara detail.
  • Tak Paham stok barang.
  • Dropshipper Dapat saja kesulitan dalam menghadapi komplain dari konsumen karena Tak Paham kondisi barang yang supplier kirim.
  • Risiko kalah saing dengan reseller. 

Baca Juga: Langkah Mencari Supplier yang Terpercaya Buat Toko Online

Tertarik Menjalankan Usaha sebagai Reseller dan Dropship?

Itulah penjelasan mengenai reseller dan dropship. Sekarang coba pertimbangkan sistem yang paling sesuai Buat Anda. Sebagai saran, dropship akan lebih cocok buat Anda yang sibuk dan punya sedikit Masa Senggang. Nah, kalau reseller cocok buat Anda yang mungkin punya banyak Masa dan Mau memulai bisnis sendiri.