Royalty fee franchise adalah biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor. Pembayaran akan berlangsung selama masa berlaku franchise Tetap berjalan. Dengan kata lain, ini menjadi hasil pendapatan Buat kedua belah pihak. Lantas, bagaimana Langkah Buat menentukannya? Simak di sini!
Konsep Royalty Fee Franchise
Secara singkat, franchise merupakan bisnis yang berbentuk waralaba dan melibatkan dua pihak. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, waralaba Mempunyai maksud kerja sama bidang usaha dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan Berbarengan.
Pada bidang bisnis ini, franchisee berperan sebagai pihak yang membeli izin dan hak berbisnis dari pihak pemilik waralaba atau franchisor. Melalui pembelian ini, maka franchisee akan Mempunyai hak Buat menjalankan usaha dan memakai nama merek. Tetapi, itu tergantung sistem dan ketentuan yang berlaku.
Dengan demikian, kedua belah pihak akan mendapat win win solution berupa keuntungan dari transaksi tersebut. Usaha waralaba sudah banyak tersebar di dalam negeri dan luar negeri.
Di luar negeri, biasanya franchise akan menggunakan sistem operasional Buat menjangkau pasar Dunia. Karena banyak peminat, tentu sistem operasionalnya menjadi lebih Konsisten. Sedangkan franchise dalam negeri menjadi bentuk investasi, sehingga dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman Buat pemula.
Maksud dari pemula adalah seorang pebisnis yang baru mulai membuka usaha dan Tetap memerlukan pembelajaran. Sehingga ia dapat menentukan strategi bisnis yang Pas dan menjadikannya sebagai profesional.
Dalam bisnis waralaba juga Eksis istilah royalty fee. Royalty fee franchise adalah biaya yang akan dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor. Pembayaran akan berlangsung selama masa berlaku waralaba dan dapat menjadi pembagian hasil pendapatan Buat franchisee dan franchisor.
Secara Biasa, pembayaran harus dilakukan sebelum Lepas yang telah disepakati oleh kedua pihak. Royalti ini nantinya dibayarkan sesuai persentase yang dihasilkan oleh dua jenis bagian, yakni flat dan progresif.
Sistem persentase flat adalah besaran royalti yang pembayaran akan tetap sama dan Tak berubah dari Pendapatan yang didapatkan. Sementara itu, persentase progresif akan berfokus pada peningkatan Pendapatan. Kalau semakin tinggi tingkatnya, maka persentase yang dibayarkan pun semakin besar.
Baca Juga: 7 Langkah Memulai Bisnis Thrift Shop Agar Sukses Besar
Langkah Menghitung Royalty Fee Franchise
Ketika Anda menentukan royalti, sebaiknya hitung dengan Pas. Sehingga kedua pihak Tak akan mengalami kerugian. Oleh Karena itu, Anda perlu mempertimbangkan kebijakan beban harga dalam langkah-langkah berikut ini:
1. Market Oriented
Agar dapat menghitung harga royalti franchise dengan Pas, Anda Dapat menggunakan metode market oriented. Pada pendekatan ini, nantinya akan dilakukan dengan Langkah Menyantap harga yang sebelumnya sudah ditetapkan oleh kompetitor. Jadi, harganya memang sudah sesuai dengan pasarnya.
Sebagai Misalnya, misalnya perusahaan A menerapkan harga franchise sebesar 5% dari penjualan kotor. Lampau, perusahaan B Malah menentukan harga 6% dari penjualan sama persis.
Dengan menggunakan metode pendekatan ini, Anda dapat memperkirakan rata-rata harga dari setiap kompetitor. Kalau memang Anda Tak Mau ribet, maka sebaiknya pilih salah satu kompetitor saja.
2. Customer Oriented
Royalty fee franchise adalah harga yang juga Dapat Anda tentukan berdasarkan metode pendekatan customer oriented. Di mana pendekatan ini akan berfokus pada daya beli konsumen.
Melalui metode ini, Anda dapat menentukan harga yang berbeda-beda setiap daerahnya. Ini karena pertimbangannya menggunakan penilaian dari masyarakat.
Terapkan harga yang lebih mahal, Kalau memang masyarakat daerah tersebut Bisa Buat membayarnya. Sementara itu, Kalau masyarakat daerahnya cenderung membayar dengan harga wajar, maka jangan pernah mematok harga yang terlalu tinggi.
Sebagai Misalnya, Kalau franchise Anda berada di Jakarta dan Surakarta, maka harga akan berbeda-beda. Kalau di Jakarta mayoritas masyarakatnya Bisa membeli, berbeda dengan Surakarta yang harganya cenderung lebih terjangkau.
3. Cost Oriented
Langkah terakhir yang Dapat Anda lakukan Buat menghitung biaya waralaba adalah berdasarkan kebutuhan yang digunakan Buat mengembangkan sistem bisnis. Bagus itu biaya bahan baku, tempat, karyawan, dan kebutuhan biaya lainnya.
Pada penggunaan metode ini, Anda harus menggunakan perhitungan harga berdasarkan kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian, Anda harus melakukannya secara Betul dan Pas.
Bahkan Anda juga perlu memastikan bahwa harga jual dapat menutup Seluruh biaya. Mulai dari biaya produksi, biaya operasional, dan lain sebagainya. Ini bertujuan Buat menghasilkan keuntungan yang banyak.
Baca Juga: Kupas Tuntas! 10 Tips Bisnis Sayuran Online yang Menguntungkan
Kelebihan Bisnis Franchise
Setiap pebisnis tentu mengharapkan keuntungan Ketika berbisnis. Pada dasarnya, usaha waralaba dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya. Apa saja Kelebihan dari jenis bisnis ini? Berikut penjelasannya:
- Dapat memberikan perluasan jaringan bisnis, khususnya bagi pemula bisnis atau pemilik usaha dalam skala kecil.
- Tak terlalu membutuhkan pengalaman dalam bidang bisnis. Ini karena franchisor akan menyediakan pelatihan Spesifik Buat menjalankan usahanya. Jadi, franchisee akan mendapatkan banyak pengetahuan terkait bisnis tersebut.
- Mempunyai Kesempatan yang besar Buat meraih kesuksesan secara Cepat dibandingkan dengan pebisnis yang memulai bisnisnya dari Kosong. Dengan demikian, kesuksesan Dapat diterima secara instans. Tetapi, ini tergantung bagaimana Anda menjalankan bisnisnya.
- Kalau Mempunyai usaha dengan skala yang sama, maka Anda perlu mempersiapkan Biaya yang lebih kecil. Tetapi, Kalau Anda memilih waralaba yang memulai usaha dari Kosong, maka akan membutuhkan biaya yang lebih besar.
- Waralaba Mempunyai reputasi dan Gambaran yang bagus, sehingga sistem operasionalnya sudah mapan. Ini terbukti dari manajemen, praktik kerja, strategi pemasaran, dan dukungan rekan kerja yang berkelanjutan.
Kekurangan Bisnis Franchise
Meskipun memberikan banyak manfaat, Tetapi Tak dipungkiri bahwa waralaba juga Mempunyai kekurangannya tersendiri. Tergantung bagaimana preferensi Anda memandangnya. Sebelum membeli franchise, Anda perlu menganalisa kekurangannya sebagai berikut ini:
- Royalty fee franchise adalah sistem yang dapat menjadi kekurangan waralaba. Karena Anda harus siap membagi keuntungan yang didapatkan dari penjualan produk kepada pemilik waralaba.
- Eksis perjanjian formal yang harus disepakati oleh pemilik dan pembeli waralaba. Karena bersifat formal, maka perjanjian akan dilakukan secara hukum dan Mempunyai tata kelola yang Pas.
- Terdapat aturan yang mengacu pada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pembeli waralaba. Dengan demikian, Anda Tak Dapat melakukan banyak kreativitas.
- Biasanya franchisor memberikan berbagai batasan Buat franchisee. Mulai dari di mana penjualan dilakukan, jenis produk yang boleh dijual, dan pemasok bahan baku yang harus digunakan.
- Kalau Eksis pembeli waralaba lain yang Mempunyai kinerja Jelek, maka reputasi waralaba Anda juga akan berdampak Jelek.
Baca Juga: 6+ Tips Memulai Bisnis Rice Bowl Rumahan, Cuan Mengalir Deras
Tertarik Membeli Franchise?
Royalty fee franchise adalah sistem yang akan mengharuskan pembeli waralaba Buat membayar. Oleh Karena itu, Anda perlu berdiskusi terkait kontrak terlebih dahulu. Sehingga, nantinya kedua belah pihak Tak akan merasa rugi. Bagaimana, apakah Anda tertarik mencoba bisnis waralaba?